Friday, September 30, 2011

GAYA-GAYA KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus  pada perilaku manusia. Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan, pasien membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola perawat profesional serta pekerja keperawatan non profesional.
Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak.
Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.

Tergantung dari sifat dan perilaku yang dihadapi dalam suatu organisasi dan atau yang dimiliki oleh pemimpin, maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh seorang pemimpin dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dalam makalah ini penulis akan membahas berbagai macam gaya kepemimpinan yang ada digunakan dalam keperawatan.

1.2  Tujuan
         Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mengenal dan memahami semua bentuk gaya kepemimpinan yang ada. Selain itu mahasiswa juga diharapkan mengerti semua tujuan dari gaya keperawatan yang ada dan digunakan dalam keperawatan.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian
a)      Gaya didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri dari ahli dengan hasil akhir yang dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan. (Foller, 1940).
b)      Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya  (Ordway Tead).
c)      Sedangkan menurut Gillies (1970) gaya kepemimpinan dapat didentifikasikan berdasarkan perilaku itu sendiri.
         Jadi dapat disimpulkan Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencaqpai suatu tujuan (S. Suarli dan Yanyan Bahtiar, 2006: 24).
         Dasar yang dipakai untuk menentukan gaya kepemimpinan:
1.      Tugas yang harus dilakukan oleh pemimpin
2.      Kewajiban pemimpin
3.      Falsafah yang dianut pemimpin

2.2  Macam Gaya Kepemimpinan
Menurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi antara lain:

A.     Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt
         Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, factor karyawan dan factor situasi. Jika pemimpin memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding kepentingan pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan mengunginkan partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya partisipasinya.

B.     Gaya Kepemimpinan Menurut Likert
       Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu:
1.      Sistem Otoriter-Eksploitatif
         Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah (top-down).

2.      Sistem Benevolent-Authoritative
         Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.

3.      Sistem Konsultatif
         Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar. Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.

4.      Sistem Partisipatif
         Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, memnggunakan insentif  ekonomi untuk  memotivasi bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.

C.     Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Y
                 Dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human Side Enterprise (1960), dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kutub utama, yaitu sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekaryaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya Teori Y mengasumsian bahwa, bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif. Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat macam yaitu:
1.      Gaya Kepemimpinan Diktator
         Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan Teori X.
2.      Gaya Kepemimpinan Autokratis
         Pada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan dictator namun bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari Teori X.

3.      Gaya Kepemimpinan Demokratis
         Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan dengan musyawarah. Gaya ini pada  dasarnya sesuai dengan Teori Y.

4.      Gaya Kepemimpinan Santai
         Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan pada bawahannya (Azwar dalam Nursalam, 2008: 64)

D.    Gaya Kepemimpinan Menurut Robbet House
         Berdasarkan Teori Motivasi pengharapan, Robert House dalam Nursalam (2002) mengemukakan empat gaya kepemimpinan yaitu:
1.      Direktif
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.
2.      Suportif
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan.
3.      Parsitipatif
Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan.
4.      Berorientasi Tujuan
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin (Sujak dalam Nursalam, 1990)
E.     Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard
       Ciri-ciri kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997) meliputi:
1.      Instruksi
§  Tinggi tugas dan rendah hubungan
§  Komunikasi sejarah
§  Pengambilan berada pada pemimpin dan peran bawahan sangat minimal
§  Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik serta mengawasi dengan ketat
2.      Konsultasi
§  Tinggi tugas dan tinggi hubungan
§  Komunikasi dua arah
§  Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan cukup besar
3.      Parsitipatif
§  Tinggi hubungan rendah tugas
§  Pemimpin dan bawahan bersama-sama member gagasan dalam pengambilan keputusan
4.      Delegasi
§  Rendah hubungan dan rendah tugas
§  Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan bawahan dalam pemecahan masalah serta bawahan diberi delegasi untuk mengambil keputusan

F.     Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. White
         Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokrasi, liberal yang mulai dikembangkan di Unversitas Lowa.
1.      Otoriter
                Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Wewenang mutlak berada pada pimpinan
b)      Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
c)      Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
d)     Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
e)      Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat
f)       Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
g)      Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat
h)      Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif
i)        Lebih banyak kritik daripada pujian
j)        Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
k)      Pmpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
l)        Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
m)    Kasar dalam bersikap
n)      Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan

2.      Demokratis
         Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar besedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Wewenang pimpinan tidak mutlak
b)      Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
c)      Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
d)     Komunikasi berlangsung timbal balik
e)      Pengawasan dilakukan secara wajar
f)       Prakarsa datang dari bawahan
g)      Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan pertimbangan
h)      Tugas-tugas dari bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif
i)        Pujian dan kritik seimbang
j)        Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-masing
k)      Pimpinan kesetiaan bawahan secara wajar
l)        Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
m)    Terdaoat suasana saling percaya saling hormat menghormati, dan saling menghargai
n)      Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung secara bersama-sama
                                                              
3.      Liberal atau Laissez Faire
     Kepemimpinan gaya liberal atau Laisssez Faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengancara berbagai kegiatan dan pelaksanaanya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.
Gaya kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut:
a)      Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan
b)      Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
c)      Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan
d)     Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan
e)      Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku
f)       Prakarsa selalu berasal dari bawahan
g)      Hampir tiada pengarahan dari pimpinan
h)      Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok
i)        Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok
j)        Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perseorangan

G.    Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang
         Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan dibedakan menjadi empat yaitu:
1.      Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekaryan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diberikan hanya pada kepentiungan tugas. Motivasi dengan reward dan punishment.
2.      Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuatan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
3.      Partisipatif
     Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Staf dimintai saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir ada pada kelompok.
4.      Bebas Tindak
     Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekaryan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
         Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencaqpai suatu tujuan (S. Suarli dan Yanyan Bahtiar, 2006: 24).
         Dasar yang dipakai untuk menentukan gaya kepemimpinan:
4.      Tugas yang harus dilakukan oleh pemimpin
5.      Kewajiban pemimpin
6.      Falsafah yang dianut pemimpin
         Gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Karena sifat dan perilaku antara seorang dengan orang lainnya tidak persis sama, maka gaya kepemimpinan ( leadership style ) yang diperlihatkanpun juga tidak sama. Tergantung dari sifat dan perilaku yang dihadapi dalam suatu organisasi dan atau yang dimiliki oleh pemimpin, maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh seorang pemimpin dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya.

3.2  Saran
         Karena gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh sikap dan perilaku maka penulis menyarankan dalam memilih seorang pemimpin yang baik harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk kepentingan bersama dan mendapatkan pemimpin yang sesuai dengan kondisi yang ada.




DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam prektik Keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba  Medika
Suarli S dan Bahtiar nYanyan.____. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga

No comments:

Post a Comment