Monday, August 1, 2011

BIOAKUSTIK DALAM KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada zat gas, zat cair atau zat padat yang merambat ke depan dengan kecepatan tertentu. Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau getaran dari molekul – molekul zat dan saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta mentransmisikan energi tanpa disertai perpindahan partikel. Gelombang bunyi dapat menjalar secara transversal atau longitudinal.
Bunyi berhubungan dengan indra pendengaran yaitu fisiologi telinga. Telinga berfungsi secara efisien untuk mengubah energi getaran dari gelombang menjadi sinyal listrik yang dibawa ke otak melalui syaraf. Telinga manusia merupakan detektor bunyi yang sangat sensitif.
 Bising didefinisikan sebagai bunyi yang kehadirannya tidak dikehendaki dan dianggap mengganggu pendengaran. Bising dapat berasal dari bunyi atau suara yang merupakan aktivitas alam seperti bicara, pidato, tertawa dan lain – lain. Bising juga dapat berasal dari bunyi atau suara buatan manusia seperti bunyi mesin kendaraan dan mesin – mesin yang ada di pabrik. Untuk menilai bunyi sebagai bising sangatlah relatif. Misalnya musik di tempat – tempat diskotik, bagi orang yang biasa mengunjungi tempat itu tidaklah merasa suatu kebisingan, tetapi bagi orang – orang yang tidak pernah berkunjung di tempat diskotik akan merasa suatu kebisingan yang mengganggu.

1.2       TUJUAN
Membantu mahasiswa mempelajari tentang bioakustik dan aplikasinya dalam keperawatan.



BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1    BUNYI
a.      Definisi
Bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat dan saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan gelombang serta mentransmisikan energi tanpa disertai perpindahan partikel.
b.      Gelombang Bunyi dan Kecepatan
Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanik pada gas, zat cair atau zat padat yang merambat ke depan dengan kecepatan tertentu. Gelombang bunyi dapat menjalar secara transversal atau longitudinal
c.       Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara merambat melalui medium atau zat perantara sampai ke telinga. Contoh sumber bunyi yaitu: pembakaran minyak dalam mesin,instrumen musik, gerakan dahan pohon, lonceng, garputala, dsb.
Syarat terjadinya bunyi yaitu:
v     Ada sumber bunyi yang bergetar
v     Ada zat perantara (medium) yang merambatkan gelombang bunyi dari sumber ke telinga
v     Getraran mempunyai frekuensi tertentu (20 Hz – 20.000 Hz)
v     Indra pendengar dalam keadaan baik
d.      Mendeteksi Bunyi
v     Dengan mengkonversikan gelombang bunyi bentuk vibrasi sehingga dapat dianalisa frekuensi dan intensitasnya
v     Perlu alat mikrofon dan telinga manusia
v     Mikrofon merupakan transducer yang memberi respon terhadap tekanan bunyi dan menghasilkan isyara/sinyal listrik.
e.      Pengelompokan Bunyi
Menurut frekuensinya:
1.      Bunyi infrasonik (0 – 20 Hz)
Bunyi ini tidak dapat didengar telinga manusia, tetapi dapat di dengar oleh jangkrik dan anjing
2.      Bunyi audiosonik (20 – 20.000 Hz)
Bunyi audio merupakan bunyi yang dapat didengar manusia
3.      Bunyi Ultrasonik (di atas 20.000 Hz)
Arti pembagian frekuensi bunyi:
·        Infrasonik mengakibatkan perasaan kurang nyaman mengakibatkan perasaan kurang nyaman , kelesuan.
·        Audiofrekuensi berhubungan dengan nilai ambang pendengaran (rata-rata nilai ambang pendengaran 1000 Hz = 0 dB)
·        Ultrasonik digunakan dalam pengobatan, dekstruksi dan diagnosis
f.        Intensitas Bunyi  (I)
Yaitu energi yang melewati medium 1 m2/detik atau watt/m2
g.      Kekerasan Bunyi
Merupakan bagian dari ukuran bunyi yang merupakan perbandingan kasar dari logaritma intensitas efektifnya jarak penekana bunyi yang mengakibatkan respon pendengaran, hal ini tidak ada kaitannya dengan frekuensi
h.      Sifat Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan, dan diserap benda. Apabila gelombang suara mengenai tubuh manusia (dinding) maka bagian dari gelombang akan dipantulkan dan bagian lain akan diteruskan ke dalam tubuh.
i.        Azaz Doppler
Efek Doppler adalah peristiwa berubahnya frekuensi sumber bunyi yang didengar akibat perubahan gerak relatif antara pendengar dan sumber bunyi. Efek doppler digunakan untuk mengukur bergeraknya zat cair di dalam tubuh
                                 
2.2    ULTRASONIK DALAM BIDANG KEDOKTERAN
Ultrasonik dihasilkan oleh magnet listrik dan kristal plezo elektrik dengan frekuensi diatas 20.000 Hz.
·        Medan listrik: batang feromagnet dilingkari kawat kemudian dialiri listrik yang dan menghasilkan ultrasonik
·        Piezo elektrik
Ditemukan oleh Piere Curie dan Jacques 1880, tebal kristal 2,85 mm.
Bila kristal piezo electrik dialiri tegangan listrik maka akan mengakibatkan lempengan kristal mengalanmi vibrasi dan akan menimbulkan frekuensi ultra
Frekuensi dan daya ultrasonik
Untuk diagnostik: f = 1-5 MHz,daya = 0,01 W/cm2
Untuk pengobatan: daya sampai 1 W/cm2
Untuk merusak jaringan kanker: daya 103 W/cm2
  1. Prinsip dan Efek Penggunaan Ultrasonik
Efek doppler: perubahan frekuensi akibat pergerakan pendengaran atau sebaliknya
Efek gelombang ultrasonik:
§         Mekanik: membentuk asap/awan dan disintegrasi benda padat (batu empedu)
§         Panas: refleksi pada titik tertentu akan menimbulkan panas dan terjadi pembentukan rongga bila intensitasnya tinggi
§         Kimia: menyebabkan proses oksidasi dan terjadi hidrolisis pada ikatan polyester
§         Biologis: gabungan dari beberapa efek, misal; pelebaran pebuluh darah, peningkatan permiabilitas membran sel dan kapiler, merangsang aktifitas sel, keletihan pada tubuh
  1. Penggunaan Dalam Bidang Kedokteran
§         Sebagai pelengkap diagnosis : EEG (tumor otak), penyakit mata, lokasi yang dalam dari bola mata, apakah lensa atau kornea opaque, tumor retina, informasi struktur organ, deteksi kehamilan, kelainan uterus, informasi tentang jantung, dsb.
§         Pengobatan : menghancurkan jaringan kanker, pengobatan parkinson, pengobatan menier.


2.3    SUARA
Merupakan modulasi udara keluar dari dalam tubuh
Mekanisme pembentukan suara :
Mulai paru-paru à pita suara (vokal cords) à mulut dan sedikit hidung à suara
2.4    ALAT PENDENGARAN
Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau udara kemudian diubah menjadi pulsa listrik dan diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf pendengaran. Dibagi menjadi:
·        Telinga bagian luar
·        Telinga bagian tengah
·        Telinga bagian dalam
a.      Spesialisasi dalam Pendengaran Telinga
1.      Otologist : dokter ahli telinga dan pendengaran
2.      Otolaringologist : ahli penyakit telinga
3.      ENT Spesialist : dokter ahli THT
4.      Audiologist : bukan dokter tapi ahli mengukur respon pendengaran
b.      Hilang Pendengaran
1.      Tuli konduksi
Vibrasi suara tidak dapat mencapai telinga bagian tengah, tuli sementara disebabkan kekurangan malam/wax/serumen/cairan
2.      Tuli persepsi
Terjadi kerusakan saraf tetapi hanya sebagian kecil
c.       Test Pendengaran
1.      Test Suara Berbisik / Noise Box
·        Mendengar suara berbisik dengan tone/ nada rendah, misalnya suara konsonan dan palatal : b, p, t, m, n pada jarak 5-10 m
·      Suara berbisik dengan nada tinggi, misalnya suara desis/sibiland : s, z, ch, h, shel pada jarak 20 m
2.      Test Garputala
·        Test Weber 
·        Test Rinne
·        Test Schwabach
3.      Audiometer
Alat elektronik pembangkit bunyi yang digunakan untuk mengetahui derajat ketulian
2.5    BISING
Bising ialah bunyi yang tidak dikehendaki yang merupakan aktivitas alam (bicara, pidato) maupun buatan (bunyi mesin) dan dapat menggangu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian yang bersifat relatif.
  1. Pembagian Kebisingan
Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan , tingkat bunyi dan tenaga bunyi, maka bising dibagi dalam 3 katagori :
·        Audible noise (bising pendengaran)
Bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 – 8.000 Hz
·        Occupational noise ( bising yang berhubungan dengan pekerjaan)
Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin ketik               
·        Impuls noise (impact noise = bising impulsif)
Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misalnya pukulan palu, ledakan meriam, tembakan  dan lain – lain
Berdasarkan waktu terjadinya, maka bising dibagi dalam beberapa jenis :
A.  1. Bising kontinyu dengan spektrum luas, misalnya karena mesin, kipas angin
2. Bising kontinyu dengan spektrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup gas
3. Bising terputus – putus, misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang di udara
A.  1. Bising sehari penuh (full noise time)
2. Bising setengah hari (part time noise)
A.  1. Bising terus – menerus (steady noise)
2. Bising impulsive (impuls noise) ataupun bising sesaat (letupan)                      


b.  Daftar Skala intensitas kebisingan
Tingkat kebisingan
Intensitas (dB)
Batas dengar tertinggi
Menulikan
100-120
             
Halilintar
Meriam
Mesin uap
Sangat hiruk pikuk
80-90

Jalan hiruk pikuk
Perusahaan sangat gaduh
Pluit polisi
Kuat
60-70

Kantor gaduh
Jalan pada umumnya
Radio
Perusahaan
Sedang
40-50

Rumah gaduh
Kantot umunya
Percakapan kuat
Radio perlahan
Tenang
20-30

Rumah tenag
Kantoer perorangan
Auditorium
Percakapan
Sangat tenang
0-10
Bunyi daun
Berbisik
Batas dengar terendah

c.   Pengaruh Bising pada Kesehatan
  • Hilangya pendengran sementara
  • Kebal atau imun terhadap bising
  • Telinga berdengung
  • Kehilangan pendengaran menetap, biasanya dimulaidari frekuensi 4000 Hz

d.   Pencegahan Ketulian dari Proses Bising                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              
  • Menjauhi sumber bising dengan cara:
  • Memberikan pelumas dan peredam pada mesin
  • Beradaqdalamtembok pemisah
  • Menggunakan pelindung telinga



BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
     Dari uraian singkat diatas kami dapat menyimpulkqan bahwa bioakustik dalam keperawatan banyak manfaatnya baik untuk diagnosis suatupenyakit maupun dalam pengobatan. Kebisingan merupakan penyakit akibat kerja yang mana dapat merugikan kesehatan yang berdampak pada gangguan pendengaran dan bila pemaparan dalam waktu yang lama akan menyebabkan ketulian. Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap sumbernya, perjalanannya dan penerimanya. Selain itu dapat juga dengan melakukan pengendalian    secara       teknis     (Engineering        control),     pengendalian secara administratif (Administrative control) dan langkah terakhir adalah penggunaan alat pelindung pendengaran.
     Pencegahan ketulian akibat bising di tempat kerja dapat dilakukan dengan program konservasi pendengaran yang melibatkan seluruh unsur perusahaan dengan memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada karyawan mengenai kebisingan dan pengaruhnya terhadap kesehatan dan melakukan program promosi kesehatan di tempat kerja. Gunakan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan pekerjaan yang terpapar langsung dengan kebisingan di tempat kerja dan APD yang digunakan harus memberikan perlindungan dan memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pemakainya.


DAFTAR PUSTAKA


library.usu.ac.id/download/ft/07002749.pdf
http://mudzakir.wordpress.com/2008/05/05/pengaruh-bising-terhadap-kesehatan/
arifkristanta.files.wordpress.com/2008/01/bunyi.pdf


No comments:

Post a Comment